Allah
SWT berfirman:
"Jika mereka berangkat bersama-sama
kalian, nescaya mereka tidak menambah kalian selain dari kekacauan (iaitu
kerusakan melalui hasutan yang mereka lancarkan kepada kaum mukminin bagi
melemahkan semangat juangnya) dan nescaya mereka akan bergegas-gegas maju ke
muka di celah-celah barisan kalian untuk melancarkan adu domba) mereka
menghendaki kalian) yakni mempunyai tujuan supaya kalian) menjadi kacau
(melalui siasat adu dombanya) sedangkan di antara kalian ada orang-orang yang
suka mendengarkan perkataan mereka). Dan Allah mengetahui orang-orang yang
zalim," (Quran, surah At-Taubah: 47)
Sesungguhnya
munafik selalu mengatakan:
"Seandainya ... ",
"... akan jadi begini jika
begini",
" Boleh jadi ... ",
"Kalaulah ... ",
" Barangkali ... ",
" Mungkin ... ".
Kesannya,
kehidupan golongan ini berdiri di atas pengandaian, mengagak-agak, di atas
ketidakpastiannya seperti langkah maju-mundur, menarik-menolak, dan
ketidakjelasan ya atau tidak.
Sesekali
mereka bersama kita dan kesempatan yang lain bersama musuh kita.
Sesekali
berada di pihak sini dan lain kali di pihak sana.
Orang-orang
munafik pada saat kritis mengatakan seandainya kamu tahu akan terjadi
peperangan, pastilah kami ikut bersama kalian.
Berikanlah
saya izin (untuk tidak pergi berperang) dan janganlah kalian menjadikan saya
terjerumus dalam fitnah.
Sesungguhnya
rumah kami terbuka (tidak ada penjaganya), pada hal rumah-rumah itu sekali-kali
tidak terbuka.
Sesungguhnya
mereka telah membiarkan kebimbangan merasuk jiwa mereka sehingga
mempengaruhinya dan membiarkan kekacauan menghinggapi hati memahat
menyibukkannya.
Akhirnya
kehidupan boleh merosak kerana banyak sangat cerita dongeng.
No comments:
Post a Comment