Allah s.w.t. berfirman:
وَلَقَدْ اَهْلَكْنَا مَا حَوْلَـكُمْ مِّنَ الْقُرٰى
وَصَرَّفْنَا الْاٰيٰتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
وَصَرَّفْنَا الْاٰيٰتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
"(Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan negeri-negeri
di sekitar kalian) yakni penduduk-penduduknya, seperti kaum Tsamud, kaum Ad dan
kaum Luth (dan Kami telah mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami
berulang-ulang) maksudnya Kami telah mengulang-ulang hujah-hujah Kami yang
nyata (supaya mereka kembali.)"
(Quran, surah Al-Ahqaf: 27)
Contoh yang baik adalah
keluarga Al-Baramikah, menguasai pentadbiran, sebuah keluarga kaya, suka
berpoya-poya, bergelombang dengan kenikmatan tetapi bencana yang menimpa mereka
adalah sebuah pelajaran, nasihat dan contoh. Hanya dalam waktu sehari, Harun
Ar-Rasyid berjaya menggulingkan mereka.
Mereka lalai, nyenyak
tidur dalam selimut kenikmatan, bersenang-lenang dalam taman-taman kemewahan,
terbuai-buai melihat fatamorgana-fatamorgana yang disangkanya air, menutupi mata
hati melihat musuh-musuh mereka.
Bertahun-tahun kehidupan
mereka terbuai dalam kesenangan, hati senang, perut buncit, diselimuti dengan
kemewahan, mengabaikan perintah Allah s.w.t.
Pada pagi hari tenang itu,
rumah mereka diruntuhkan, istana mereka dihancurkan, tenteranya ditewaskan,
oleh tangan-tangan yang dekat dengan mereka.
Semua hak mutlak mereka
dirampas, darah mereka ditumpahkan, mereka orang yang dibinasakan dan yang
menjadi tawanan dihinakan.
Sejam sebelum mereka
dihancurkan, mereka masih sempat berseloka, berdendang, bermadah dan berjalan
sombong di atas bentangan kain sutera dengan pingan-pingan yang penuh dengan
angan-angan.
Namun tiba-tiba datanglah
petaka yang sangat menakutkan lagi sangat menyedihkan menimpa mereka semua yang
mengejutkan.
Khayalan mereka tenggelam
dalam kenikmatan, terbuai oleh waktu, asyik dengan proksi yang lemah dan
mengharap kepada sekutu mendajal.
Hari yang ditetapkan
mereka masih boleh bergembira pada pagi harinya, namun pada petang harinya
mereka sudah ada di dalam kubur.
Sayonara Al-Baramikah pada
hari tidak diduga, ketika Harun Ar-Rasyid dibakar api kemarahan, ia menghunus
pedangnya, dibunuhnya Jafar bin Yahya bin Al-Barmaki.
Mayatnya disalib dan
dibakar. Semua hartanya disita.
Seorang penyair
mengatakan:
"Beginilah musibah yang besar atau lainnya bila datang
menimpa dan seperti itulah kejayaan suatu negeri dihancurkan".
No comments:
Post a Comment