Sesungguhnya orang-orang kafir menginginkan
kehidupannya dan ketenangannya hanya di dunia. Oleh sebab itu mereka berkata,
sebagaimana yang dinyatakan melalui firman Allah s.w.t.:
“Sesungguhnya orang-orang (yang menentangmu) itu sentiasa mencintai (kesenangan dan kemewahan dunia) yang cepat habisnya, serta mereka membelakangkan (tidak menghiraukan bekalan) untuk hari akhirat yang amat berat (penderitaannya kepada orang-orang yang tidak bertaqwa).” (Quran, surah Al-Insan: 27)
Allah s.w.t berfirman:
“Dan
mereka pula berkata (secara mengejek-ejek): "Wahai Tuhan kami!
Segerakanlah azab yang ditetapkan untuk kami, sebelum datangnya hari hitungan
amal (yang dikatakan oleh Muhammad itu).” (Quran, surah Sad: 16)
(Dan mereka berkata) sewaktu Allah
menurunkan firmanNya, Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari
sebelah kanannya... (Q.S. Al-Haqqah, 19) (Ya Rabb kami! Segerakanlah untuk kami
catatan amal kami) yakni kitab catatan amal kami (sebelum hari berhisab) mereka
mengatakan hal ini dengan nada yang sinis dan mengejek.
Menurut sebahagian ahli tafsir, maksud ayat
ini ialah bahagian harta dan rezeki buat kami sebelum hari kiamat, bukan azab.
Imam Ahmad bin Hambal pernah ditanya:
"Bilakah
kita mendapat ketenangan?"
Jawabnya:
"Manakala
kamu menginjakkan kakimu di syurga, maka kamu akan merasakan ketenangan."
Seorang pemuda Nigeria yang dipercayai
menceritakan bahawa ibunya membangunkannya di penghujung malam, pada sepertiga
malam, ia berkata:
"Wahai
ibu, saya ingin ketenangan sebentar."
Jawab ibunya:
"Saya
tidak membangunkanmu kecuali agar engkau dapat tenang. Wahai anakku, jika
engkau telah masuk syurga maka tenanglah (engkau di sana)."
Masruq, salah seorang ulama salaf, sering
tidur dalam sujudnya. Maka murid-muridnya berkata kepadanya:
"Apakah
engkau sedang menenangkan jiwamu?"
Jawab Masruq:
"Saya
ingin menenangkannya."
Sesungguhnya tidak ada waktu rehat sebelum di
syurga. Yang ada di dunia ini adalah gangguan, kebisingan, fitnah,
peristiwa-peristiwa yang menggerikan, musibah, bencana, sakit, kesedihan,
kegundahan, kedukaan dan putus ass. Orang-orang yang memburu ketenangan dengan
meninggalkan yang wajib, sesungguhnya mempercepatkan azab dalam erti yang
sebenarnya. Ketenangan itu ada dalam diri, dalam pelaksanaan amal kebaikan dan
manfaat yang menyeluruh, memanfaatakan waktu sebaik-baiknya untuk mendekatkan
diri kepada Allah s.w.t..
Allah s.w.t. berfirman:
“Bersabarlah (wahai Muhammad) terhadap apa
sahaja yang mereka katakan, dan ingatlah akan hamba Kami Nabi Daud, yang
mempunyai kekuatan (dalam pegangan agamanya); sesungguhnya ia adalah sentiasa
rujuk kembali (kepada Kami dengan bersabar mematuhi perintah Kami).” (Quran, surah Sad:
17)
(Bersabarlah atas segala apa yang mereka
katakan; ingatlah hamba Kami Daud yang mempunyai kekuatan) dalam beribadah;
tersebutlah bahawa dia sepanjang tahun selalu berpuasa sehari dan berbuka
sehari; bangun pada tengah malam untuk melakukan salat, kemudian tidur selama
sepertiga malam dan seperenam malam harinya lagi ia gunakan untuk salat
(sesungguhnya dia amat taat) yakni selalu mengerjakan hal-Hal yang menjadi
keredhaan Allah s.w.t..
No comments:
Post a Comment